
Berita
Menggeser Paradigma Sakit Lewat Cek Kesehatan Gratis: Inisiatif Kota Bandung Tingkatkan Partisipasi Warga
dr. Deborah Johana Rattu, MH. Kes., MKM., Sp. DLP • 24 Agu 2025
Selama bertahun-tahun masyarakat Indonesia memandang kesehatan dari sudut pandang paradigma sakit. Mayoritas dari kita baru mencari bantuan medis ketika tubuh sudah menunjukkan gejala penyakit. Pandangan ini berdampak pada lambatnya deteksi dini terhadap penyakit kronis dan meningkatnya beban biaya pengobatan. Padahal, pendekatan yang lebih tepat adalah paradigma sehat, yaitu individu secara aktif menjaga kesehatannya dengan cara preventif, salah satunya melalui Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Diluncurkan 10 Februari lalu, CKG merupakan pintu masuk mewujudkan paradigma sehat. Perubahan cara pandang masyarakat dengan memeriksakan kesehatannya secara mandiri membuat deteksi dini penyakit meningkat. CKG diharapkan mendorong perubahan perilaku pada masyarakat, mulai dari gaya hidup menjadi lebih sehat, hingga kesadaran mengecek kesehatan rutin jika sudah terkena penyakit sehingga jumlah kasus penyakit kronis yang terdiagnosis dalam kondisi parah cenderung menurun.
Di Kota Bandung, Jawa Barat, pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis hingga 5 Mei 2025 telah menjangkau 11.751 orang atau 78,8 persen kehadiran dari total pendaftar sebesar 14.914 orang.
Dalam wawancara dengan RRI Bandung pada 9 Juli 2025, Wakil Wali Kota Bandung Erwin mengatakan tingkat pemanfaatan program CKG baru mencapai sekitar 20 persen dari total kapasitas yang disediakan. Karenanya, Pemerintah Kota Bandung terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan CKG yang telah tersedia di seluruh puskesmas.
Salah satu upaya yang mendukung capaian ini adalah pelaksanaan CKG di Universitas Maranatha pada 19-23 Mei 2025. Pemeriksaan kesehatan dilakukan terhadap 652 orang yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan karyawan fakultas kedokteran.
Dalam menjalankan CKG ini, Dinas Kesehatan Kota Bandung dibantu mahasiswa, dosen, dan dokter di Fakultas Kedokteran. Para dosen dan dokter terlibat dalam pemeriksaan, sementara mahasiswa membantu mengatur alur pelayanan dan menginput data ke sistem pencatatan dan pelaporan ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu). Fakultas Kedokteran juga meminjamkan tensimeter, timbangan, pengukur tinggi badan (stadiometer/stature meter), dan pita pengukur lingkar perut (waist ruler), serta menyediakan konsumsi selama kegiatan CKG berlangsung. Kegiatan ini didukung oleh Rektor Universitas Maranatha, Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App.Sc., Ph.D. dan Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. dr. Diana Krisanti Jasaputra, M.Kes.
Selain itu, pelaksanaan CKG berbasis komunitas juga dilakukan melalui kegiatan bakti sosial memperingati 60 tahun SMAK 1 BPK Penabur Bandung pada tanggal 17 Mei 2025 di Komplek BPK Pasirkaliki. Kegiatan ini didukung oleh 51 dokter alumni yang membantu menyediakan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), memberikan pelayanan USG (ultrasonografi), EKG (elektrokardiogram), serta memberikan konsultasi dengan berbagai dokter spesialis, sehingga memberikan nilai lebih untuk pelaksanaan CKG. Melalui kegiatan ini, sebanyak 300 peserta mengikuti CKG melalui jalur komunitas alumni.
Tantangan Membesut Program Unggulan
Cek Kesehatan Gratis merupakan salah satu program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Program ini sebelumnya dikenal dengan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Hari Ulang Tahun, yang diselenggarakan sebagai kado ulang tahun bagi masyarakat, terutama untuk deteksi dini penyakit tidak menular. Namun, lantaran peminatnya sedikit, pemerintah memperbarui program ini dan mengubah namanya menjadi CKG.
Jika dulu hanya difokuskan kepada masyarakat usia produktif, CKG saat ini membidik semua sasaran usia dengan pelayanan skrining sesuai siklus kehidupan. CKG dibuat secara masif agar masyarakat datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Saat ini baru Puskesmas sebagai penyelenggara CKG untuk melakukan skrining sesuai siklus hidup.
Semua masyarakat yang memiliki BPJS Kesehatan dapat mengakses layanan CKG. Pemeriksaan dapat dilakukan kapan saja tanpa menunggu hari ulang tahun. Masyarakat juga dapat memeriksakan diri di Puskesmas mana saja karena adanya asas portabilitas dan berlaku untuk satu tahun sekali.
Dengan berbagai keleluasaan itu, implementasi CKG di lapangan rupanya masih menghadapi banyak tantangan. Berbagai kendala dijumpai, mulai dari bahan medis habis pakai yang belum terdistribusi, sarana dan prasarana yang terbatas, serta sumber daya manusia di Puskesmas yang masih kurang. Selain itu, pemahaman masyarakat mengenai CKG belum sama dengan yang disampaikan pemerintah pusat, ditambah adanya ketakutan masyarakat jika memeriksakan diri akan mengetahui penyakit yang diidapnya. Berbagai tantangan ini yang akhirnya berpengaruh terhadap rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti program CKG.
Inisiatif untuk Mendongkrak Partisipasi Warga
Dinas Kesehatan Kota Bandung menempuh sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Sosialisasi dan promosi CKG terus dilakukan, disertai pendekatan berbasis komunitas. Namun, dalam pelaksanaannya masih menemui berbagai kendala. Karenanya, diperlukan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam pelaksanaanya yaitu adanya keterlibatan klinik swasta, rumah sakit swasta maupun pemerintah, akademisi, media, dan pihak lain.
Selain kolaborasi lintas sektor, komitmen pemimpin daerah juga menjadi kunci keberhasilan CKG. Komitmen ini diwujudkan melalui surat edaran yang mewajibkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk mengikuti skrining kesehatan. Harapannya, kebijakan ini memiliki peranan besar terutama dalam memastikan program dapat dilaksanakan secara bertahap di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Dengan komitmen pemerintah pusat hingga daerah, dari individu sampai dengan pemberi pelayanan kesehatan, serta keterlibatan berbagai pihak, Cek Kesehatan Gratis diharapkan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Selain itu, CKG juga dapat mengurangi beban penyakit yang bisa dicegah, sekaligus menjadi strategi promosi kesehatan yang berorientasi pada pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
-SELESAI-
Penulis:
dr. Deborah Johana Rattu, MH. Kes., MKM., Sp. DLP
(Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung)
.png)