Perubahan Status dan Perilaku ....

Perubahan Status dan Perilaku Merokok Setelah Sepuluh Bulan Pandemi COVID-19 di Indonesia

Riset

Perubahan Status dan Perilaku Merokok Setelah Sepuluh Bulan Pandemi COVID-19 di Indonesia

Sebagai salah satu lokasi jumlah perokok terbesar di dunia dan negara yang paling parah terdampak pandemi di Asia Tenggara, muncul kekhawatiran tentang bagaimana pandemi COVID-19 dan dampak terkaitnya dapat memengaruhi perilaku merokok di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menggali arah perubahan status dan perilaku merokok setelah lebih dari sepuluh bulan pandemi COVID-19 dan determinan perubahan status dan perilaku merokok. Dengan mengumpulkan data perwakilan pengguna telepon seluler secara nasional di Indonesia, penelitian ini melibatkan 1.082 responden berusia 15-65 tahun yang bekerja baik pada masa pra- maupun pasca-pandemi.


Berdasarkan hasil analisis deskriptif, sebagian besar perokok hampir tidak mengubah status merokoknya dan tetap merokok selama masa pandemi. Di satu sisi, lebih dari setengah perokok tetap mempertahankan konsumsi rokok selama pandemi, di sisi lain sekitar empat dari sepuluh perokok responsif terhadap kondisi pandemi dengan mengurangi konsumsi rokok mereka. Kami juga menemukan bahwa sekitar seperempat perokok beralih ke rokok yang lebih murah dan beberapa perokok beralih ke jenis rokok yang berbeda, terutama dari rokok kretek ke jenis rokok lain yang lebih murah. Variasi harga rokok dapat memberikan peluang bagi perokok untuk beralih ke rokok yang lebih murah daripada berhenti. Oleh karena itu, jika kita hendak mengurangi konsumsi rokok, pembuat kebijakan perlu menyederhanakan sistem penetapan harga untuk mengurangi variasi harga rokok di pasaran dan meningkatkan harga rokok secara signifikan.