Feature
Ketika Balita dan Lansia Periksa Kesehatan Bersama
Hanindito Arief Buwono • 3 Sep 2025
Matahari baru sepenggalah naik ketika belasan orang mendatangi Posyandu Gelatik 9 di Desa Wibawamulya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis, 14 Agustus 2025. Ada ibu-ibu yang membawa anak balitanya untuk diberikan suplemen vitamin A. Ada pula beberapa lansia sedang menunggu giliran untuk memeriksakan tensi dan gula darah. Pagi itu, warga desa dari seluruh kelompok usia hadir ke posyandu untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Terbenam dalam hiruk-pikuk itu, sepuluh kader kesehatan yang tengah memberikan layanan kesehatan bagi warga setempat. Kader yang seluruhnya perempuan berbagi tugas sesuai mekanisme pelayanan, mulai dari pendaftaran, pemeriksaan, dan pencatatan.
Dari arah lapangan parkir, Supriyati tampak berjalan menghampiri bangunan satu lantai tersebut. Perempuan 59 tahun ini datang ke posyandu untuk menjalani pengecekan kesehatan rutin, seperti pemeriksaan darah dan penimbangan berat badan, sebagai salah satu layanan posyandu siklus hidup.
Foto 1: Supriyati sedang menceritakan pengalamannya dalam mengakses layanan posyandu siklus hidup. (Dok: CISDI)
Supriyati mendatangi Posyandu Gelatik 9 setiap bulan. Sejak rutin mengakses layanan kesehatan di posyandu, ia semakin memahami cara hidup sehat. “Ada manfaatnya periksa kesehatan rutin. Saya bisa mengetahui tensi dan kadar gula darah. Jika angkanya tinggi, saya harus hati-hati dalam mengkonsumsi makanan,” ucap Supriyati.
Posyandu siklus hidup adalah salah satu layanan cek kesehatan untuk seluruh kelompok usia, mulai dari bayi hingga lansia. Di Posyandu Gelatik 9, masyarakat dapat menikmati serangkaian skrining kesehatan, seperti cek gula, tensi darah, penimbangan berat badan dan tinggi badan, serta pengukuran lingkar perut.
Maria Yuliana, 42 tahun, juga rutin menyambangi Posyandu Gelatik 9 untuk memeriksakan kesehatan. Ia menjelaskan betapa pentingnya mengakses layanan posyandu siklus hidup dalam menjaga pola hidup sehat.
“Bulan lalu saya ngecek tensinya tinggi. Gula darah juga naik. Dari situ saya bisa mengatur pola hidup seperti memperbanyak konsumsi sayur. Jadi ketika tadi periksa lagi, tensi saya sudah normal kembali,” kata Maria.
Peran kader kesehatan dalam mensosialisasikan posyandu siklus hidup turut andil dalam meningkatkan pemahaman warga tentang pentingnya cek rutin kesehatan. Untuk meningkatkan antusiasme warga, Maria mengatakan para kader Posyandu Gelatik 9 berinisiatif mendatangi setiap rumah warga untuk memberikan penyuluhan tentang cek kesehatan.
“Kalau masyarakat yang datang ke tempat posyandu sedikit, kader akan mendatangi warga ke rumahnya. Terkadang antusiasme warga lebih tinggi jika didatangi kader. Kami dikumpulin di satu gang, dikumpulin di satu rumah, lalu kadernya datang,” ujar Maria.
Kader Posyandu Gelatik 9 merupakan kader kesehatan yang terlibat dalam program Pencerah Nusantara-Puskesmas Responsif, Inklusif, Masyarakat Aktif Bermakna (PN-PRIMA) yang diinisiasi CISDI. Para kader berperan memberikan informasi dan sosialisasi tentang posyandu siklus hidup kepada masyarakat.
“Kalau balita biasanya kami lakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan edukasi tentang kenapa berat badannya naik dan turun. Kader juga memberikan edukasi gizi kepada orang tua balita,” kata Iis Isnawati, 37 tahun, kader kesehatan di Posyandu Gelatik 9.
Foto 2: Iis Isnawati, kader kesehatan di Posyandu Gelatik 9, Kabupaten Bekasi. (Dok: CISDI)
Selain vitamin A atau obat cacing, balita juga memperoleh makanan sehat dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di posyandu. “Sementara bagi warga usia produktif dan lansia dengan kadar gula darah tinggi, kami sarankan untuk berobat ke faskes (fasilitas kesehatan) seperti puskesmas atau klinik,” Iis menambahkan.
Salah satu warga, Fitri Hermawati, mengetahui tentang Posyandu Gelatik 9 memberikan layanan kesehatan untuk seluruh kelompok umur lewat WhatsApp dari kader kesehatan. Tanpa informasi dari kader, ia menuturkan banyak warga setempat belum mengetahui adanya layanan posyandu siklus hidup di Posyandu Gelatik 9.
“Peran kader sangat penting, termasuk ketika menyebarkan informasi melalui media sosial sehingga lebih cepat diketahui masyarakat. Kader mengajak warga ke posyandu dengan cara bikin status WA dan nge-share ke grup-grup warga,” kata perempuan 32 tahun ini.
Kader kesehatan di Posyandu Gelatik 9 melayani lebih dari 150 keluarga. Iis yang juga menjabat sebagai ketua rukun tetangga di Desa Wibawamulya, mengatakan menjadi kader di Posyandu Gelatik 9 memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya masih ada warga merasa takut melihat hasil cek kesehatan. Tidak hanya lansia, warga usia produktif juga kerap ketakutan mengetahui kondisi kesehatan mereka.
“Kebanyakan warga takut hasilnya akan membuat mereka kepikiran. Contohnya ketika cek tensi atau gula darah dan hasilnya tinggi. Akhirnya dia enggak mau ngecek lagi karena takut,” ujar Iis.
Melihat tantangan tersebut, Iis memiliki inisiatif untuk mengubah pendekatan ke masyarakat yaitu dengan blusukan ke rumah-rumah warga. Ia menjelaskan bahwa pendekatan personal bisa meyakinkan masyarakat untuk tidak takut memeriksakan kesehatan rutin di posyandu.
“Saya dekati satu per satu. ‘Ibu ke posyandu apa saya ke rumah ibu nih?’ Biasanya minimal saya cek tensinya, karena pemeriksaan kesehatan pada dasarnya enggak bisa dipaksa juga ya,” Iis menuturkan.
Melalui pendekatan personal, Iis juga dapat memperkenalkan program Keluarga Berimun kepada orang tua yang memiliki anak balita. Ia mengajak mereka untuk bergabung ke dalam grup WhatsApp Keluarga Berimun untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kesehatan anak dan imunisasi.
“Banyak orang tua yang bergabung dan merasakan manfaatnya. Banyak ilmu dan pengetahuan yang bisa diperoleh para orang tua dari grup Keluarga Berimun,” ucap Iis.
Iis mengatakan, keberadaan layanan posyandu siklus hidup di Posyandu Gelatik 9 telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dari berbagai kelompok usia. Menurut dia, salah satu manfaat terbesar adalah menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap kesehatan.
“Alhamdulillah sekarang banyak warga hidup sehat. Warga yang balik lagi ke posyandu biasanya yang kesehatannya bermasalah atau dia sadar dengan rutin mengecek kesehatannya. Bahkan ada warga yang beli sendiri alat cek tensi dan gula darah,” ujar Iis.
-SELESAI-
Tentang PN PRIMA
Pencerah Nusantara - Puskesmas Responsif, Inklusif, Masyarakat Aktif Bermakna (PN-PRIMA) merupakan keberlanjutan model Pencerah Nusantara untuk mewujudkan layanan kesehatan primer yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, inklusif terhadap kelompok rentan, dan mendorong partisipasi aktif dari masyarakat yang lebih bermakna. PN-PRIMA bergerak pada empat area utama, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Penyakit Tidak Menular (PTM), Perbaikan Gizi Balita, dan Imunisasi Baduta.
.png)