
Feature
Gencarkan Imunisasi dan Edukasi Gizi, Kader Kesehatan Posyandu Anggur Berkunjung dari Rumah ke Rumah
Hanindito Arief Buwono • 11 Agu 2025
Pagi itu Lina Sarah kedatangan tiga orang kader kesehatan dari Posyandu Anggur, Rabu, 28 Mei 2025. Seperti kunjungan rutin sebelumnya, ibu-ibu kader tersebut mengecek kondisi kesehatan kedua buah hati Lina, masing-masing berusia 3,5 tahun dan 6 bulan. Ketiga kader itu memastikan status imunisasi dasar lengkap pada anak bungsu Lina sudah terpenuhi.
“Ibu-ibu kader sudah sering berkunjung sejak saya hamil anak kedua. Mereka memeriksa kondisi ibu-ibu hamil di daerah sini dan balitanya juga. Selain memeriksa kesehatan, ibu-ibu kader juga memberikan edukasi kesehatan hingga mengecek kondisi lingkungan sekitar rumah, seperti adanya jentik nyamuk,” ucap Lina, 28 tahun.
Lina adalah penghuni salah satu komplek perumahan di wilayah RT 04/RW 03, Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat. Sejak berpindah domisili ke daerah tersebut dari Jakarta dua tahun lalu, Lina merasa terbantu dengan keberadaan kader kesehatan dari Posyandu Anggur dalam memberikan layanan kesehatan bagi kedua anaknya.
Kader Posyandu Anggur adalah kader kesehatan yang terlibat dalam program Pencerah Nusantara - Puskesmas Responsif, Inklusif, Masyarakat Aktif Bermakna (PN-PRIMA) yang diinisiasi CISDI. Posyandu Anggur selama satu tahun terakhir aktif menjalankan PN-PRIMA, program penguatan layanan kesehatan primer yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, inklusif terhadap kelompok rentan, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat terutama dalam upaya pemulihan layanan kesehatan esensial.
Hari itu sebanyak 14 kader kesehatan turun lapangan, mendatangi langsung 57 rumah warga yang memiliki anak berusia 0-24 bulan atau baduta (bayi di bawah dua tahun). Mereka dibagi dalam beberapa kelompok kecil beranggotakan 2-3 kader untuk mempercepat kunjungan rumah. “Posyandu Anggur menjadi salah satu posyandu yang dilibatkan dalam program ini karena memiliki cakupan balita tertinggi dan menjadi salah satu dari tiga posyandu prioritas di wilayah Cinangka,“ kata Field Facilitator PN-PRIMA CISDI, Nel Fiarosa.
Kegiatan “jemput bola” kader Posyandu Anggur ini juga merupakan bagian dari program inisiatif Kader PN-PRIMA yang dibesut CISDI untuk mendukung Kampanye Keluarga Berimun. Selain kunjungan kader ke rumah-rumah, seluruh anggota keluarga yang memiliki anak balita di wilayah Posyandu Anggur juga diajak bergabung ke dalam grup WhatsApp Keluarga Berimun, tempat orang tua bisa bertanya seputar tumbuh kembang dan imunisasi anak. Setiap bulan, masyarakat yang tergabung dalam grup tersebut bisa mengikuti sesi Kulwap (Kuliah WhatsApp) dengan dokter spesialis anak secara gratis, termasuk Lina Sarah.
Foto 1: Anggota keluarga sedang mengakses layanan WhatsApp Keluarga Berimun. (Dok: CISDI)
“Sesi Kulwap adalah bagian dari WhatsApp Support Group Keluarga Berimun. Kulwap merupakan wadah yang disediakan oleh Keluarga Berimun untuk mendukung orang tua dan pengasuh dalam berbagi informasi, pengalaman, dan dukungan terkait imunisasi serta tumbuh kembang anak,” kata Community Engagement Lead CISDI, Nadya Putri Febriansyah.
Lina menuturkan, dari grup WhatsApp Keluarga Berimun ia mendapatkan informasi tentang jadwal berkunjung ke posyandu untuk imunisasi anak, mendapatkan informasi terkait obat cacing, hingga vitamin tambahan. Selain itu, Lina juga memperoleh asupan informasi yang valid seputar imunisasi anak. Sebelumnya, ia kerap dibuat bingung dengan berbagai informasi tentang efek negatif imunisasi di berbagai platform media sosial. Bahkan, Lina sempat khawatir untuk memberikan imunisasi pada anaknya.
Untungnya, Lina mendapatkan informasi yang benar mengenai imunisasi dan manfaatnya melalui kader kesehatan dan grup Keluarga Berimun. “Sosial media sekarang tuh agak serem juga isinya, seperti TikTok dan Instagram. Orang-orang awam membagikan informasi tentang imunisasi yang ternyata cuma hoaks. Nah, informasi dari Keluarga Berimun lebih meyakinkan buat ibu-ibu, sehingga saya jadi enggak takut untuk imunisasi anak dan enggak usah lagi dengerin hoaks-hoaks di sosial media,” ucap Lina.
Kader sebagai Garda Terdepan Edukasi Kesehatan
Sejak 2024, CISDI melalui program PN-PRIMA telah mendampingi kader kesehatan di Posyandu Anggur. Kader kesehatan dilibatkan dalam upaya intervensi awal kesehatan anak, seperti memberikan imunisasi dan edukasi gizi. Melalui PN-PRIMA, kader kesehatan mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi serta pemahaman mengenai program Keluarga Berimun. Pelatihan bertujuan kader kesehatan dapat menyebarkan informasi mengenai imunisasi ke masyarakat di wilayah kerjanya.
Ketua Kader Posyandu Anggur, Asmawati, mengatakan lingkup kerja Posyandu Anggur meliputi delapan Rukun Tetangga (RT). Jumlah anak berumur 0-24 bulan yang terdaftar di posyandu tersebut merupakan salah satu yang tertinggi, yaitu 283 balita. Kader di setiap RT dikerahkan untuk memantau kondisi setiap anak. “Dengan cara ini, setiap anak yang imunisasinya belum lengkap dapat diketahui oleh kader di masing-masing Rukun Tetangga,” kata Asmawati, 63 tahun.
Selain jarak antar-RT yang cukup jauh, kader kesehatan menempuh pendekatan jemput bola dengan mendatangi rumah karena ada sebagian orang tua yang bekerja sehingga tidak memungkinkan membawa anaknya ke Posyandu Anggur. “Bahkan ada ibu-ibu yang setiap bulan menyewa ojek online untuk datang ke Posyandu karena jarak rumahnya agak jauh,” kata Sulis Adikpurwanti, 47 tahun, kader Posyandu Anggur.
Dari 57 rumah yang dikunjungi kader hari itu, sebanyak 54 baduta diketahui sudah lengkap imunisasi sesuai usianya. Kader menempelkan stiker Kartu Rumah Bayi sebagai tanda sudah melakukan pengecekan dan memberikan edukasi kepada orang tua anak. Sedangkan tiga rumah lain batal dikunjungi pagi itu karena penghuninya tidak sedang berada di tempat. Kader Sulis lantas menjadwalkan verifikasi status imunisasi ketiga baduta tersebut pada hari berbeda.
Foto 2: Kader kesehatan sedang menempelkan stiker Kartu Rumah Bayi. (Dok: CISDI)
Selain imunisasi, kader juga menjumpai masalah gizi pada 25 anak yang dikategorikan memiliki berat badan kurang. Menurut Asmawati, penyebab anak memiliki berat badan kurang bisa bermacam-macam. “Bisa juga karena anak terlalu aktif, terlalu banyak main. Nafsu makannya berkurang, jadinya tidurnya kurang. Ada pula orang tua kurang memperhatikan makan anak karena dititipin lah, diurus neneknya lah,” ucap Asmawati.
Metode kunjungan dari rumah ke rumah menempatkan kader kesehatan sebagai garda terdepan pemberian edukasi seputar imunisasi dan gizi kepada masyarakat. Asmawati menuturkan, kunjungan rumah secara rutin terbukti efektif mempertahankan status imunisasi dan cakupan laporan minimal di angka 80 persen setiap bulan.
Asmawati mengatakan, kunjungan rumah untuk verifikasi status imunisasi baduta ini hanyalah salah satu bagian dari kegiatan posyandu siklus hidup, yaitu layanan kesehatan terpadu yang menyasar seluruh kelompok usia untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. “Tidak hanya baduta saja, tapi sejak calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan, balita, warga usia produktif, pra-lansia, sampai lansia menjadi perhatian kader dalam posyandu siklus hidup,” ujar dia.
-SELESAI-
Tentang PN PRIMA
Pencerah Nusantara - Puskesmas Responsif, Inklusif, Masyarakat Aktif Bermakna (PN-PRIMA) merupakan keberlanjutan model Pencerah Nusantara untuk mewujudkan layanan kesehatan primer yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat, inklusif terhadap kelompok rentan, dan mendorong partisipasi aktif dari masyarakat yang lebih bermakna. PN-PRIMA bergerak pada empat area utama, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Penyakit Tidak Menular (PTM), Perbaikan Gizi Balita, dan Imunisasi Baduta.
.png)