Feature
Label Depan Kemasan, Cara Efektif Lindungi Konsumen dari Pangan Tidak Sehat
Hanindito Arief Buwono • 13 Nov 2025
Pemerintah dikabarkan segera merealisasikan penerapan label kandungan nutrisi untuk gula, garam, dan lemak pada bagian depan kemasan produk makanan dan minuman. Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah membahas finalisasi kebijakan label pangan tersebut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah akan menerapkan Nutri-Level, mengadaptasi sistem pelabelan Nutri-Grade di Singapura. Menurut Budi, pembahasan Nutri-Level bersama BPOM tinggal menunggu waktu yang tepat untuk diterapkan tahun ini.
Wacana kebijakan label pangan muncul menyusul kasus obesitas hingga diabetes yang terus meningkat di kalangan usia muda. Menurut Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (2018), dalam satu dekade terakhir jumlah masyarakat yang mengalami diabetes meningkat dua kali lipat menjadi 21,8% dari populasi. Sementara itu, data dari International Diabetes Federation (2024) menunjukkan Indonesia menempati posisi kelima dengan penyakit diabetes terbanyak di dunia, dengan 20,4 juta orang dewasa terjangkit penyakit tersebut.
Regulasi label pangan Nutri-Level mengelompokkan makanan dan minuman menjadi empat kategori, yaitu A, B, C, D. Kategori tersebut menunjukkan kandungan gula, garam, lemak dalam setiap produk makanan dan minuman kemasan. Masyarakat akan mengenali makanan ataupun minuman dalam kategori D paling tidak sehat, sementara kategori A paling sehat.
Namun, pada September lalu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa penerapan kebijakan Nutri-Levelakan ditunda hingga dua tahun mendatang.
Apa Itu Label Depan Kemasan?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), label depan kemasan adalah sistem pelabelan nutrisi yang disajikan di bagian depan kemasan makanan dan minuman dan dapat diterapkan di seluruh pasokan makanan maupun minuman eceran kemasan.
Label depan kemasan biasanya terdiri dari profil nutrisi dasar mengenai nilai gizi yang terkandung dalam produk makanan atau minuman serta nutrisi yang menjadi perhatian dalam pencegahan penyakit tidak menular. Selain itu, label depan kemasan menyajikan informasi sederhana dalam bentuk grafik, teks, atau kombinasi keduanya.
Dalam implementasinya, label depan kemasan secara umum dikategorikan sebagai interpretatif dan non-interpretatif. Kedua contoh tersebut memiliki sistem berbasis nutrient-specific (berbasis zat gizi) dan sistem summary indicator (indikator ringkasan).
Adapun perbedaannya untuk kategori non-interpretatif biasanya memberikan angka kandungan gizi tanpa interpretasi panduan gizi untuk membantu keputusan pembelian. Di sisi lain, kategori interpretatif membantu konsumen menilai kualitas gizi produk dengan memberikan panduan visual yang jelas.
Label depan kemasan memuat metode pembuatan nutrient profiling model, yaitu metode mengelompokkan atau mengurutkan makanan berdasarkan komposisi nutrisinya. Pendekatan yang biasa digunakan untuk membuat nutrient profiling model yaitu:
- Menetapkan jumlah ambang batas yang memenuhi pedoman gizi.
- Menerapkan algoritma untuk profil gizi keseluruhan produk pangan.
- Mendasarkan kriteria pada nilai referensi zat gizi.
Mengapa Kebijakan Label Depan Kemasan Penting?
Kebijakan label depan kemasan sangat penting karena merupakan salah satu instrumen yang dapat mendorong pola makan sehat serta mengendalikan dan mencegah penyakit tidak menular. Penerapan label depan kemasan diharapkan dapat membantu mengurangi prevalensi obesitas pada penduduk berusia di atas 18 tahun yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Tidak hanya itu, tujuan utama kebijakan label depan kemasan adalah meningkatkan kesadaran konsumen terhadap kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) dalam produk makanan dan minuman olahan. Melalui Undang-Undang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan, berbagai aspek kesehatan seperti pengendalian konsumsi GGL adalah target intervensi dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular.
Penelitian tentang penerapan label depan kemasan pada 2020 dan 2021 menyebutkan bahwa kebijakan tersebut dapat membuat masyarakat memilih makanan yang lebih sehat, sehingga dapat berkontribusi pada penurunan risiko diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Hal ini senada dengan penelitian di Indonesia pada 2025 yang menunjukkan label peringatan dianggap mungkin untuk membantu remaja mengidentifikasi makanan tidak sehat sehingga mencegah membeli produk tinggi gula, garam, dan lemak.
Dari aspek industri, kebijakan label depan kemasan pangan memberikan peluang bagi industri untuk mengembangkan dan memenuhi permintaan terhadap produk pangan olahan yang lebih sehat. Hasil studi di Chili dan Peru yang telah mengimplementasikan kebijakan tersebut sejak tahun 2016 dan 2018 mengungkapkan bahwa penerapan label peringatan pada kemasan tidak menyebabkan hilangnya pekerjaan, penurunan pendapatan, dan dampak negatif signifikan terhadap kondisi ekonomi lainnya.
Label Peringatan: Jenis Label Depan Kemasan yang Efektif
Dalam penerapannya, label depan kemasan menggunakan visual sederhana, seperti ikon warna atau peringatan, untuk menunjukkan kadar GGL yang tinggi. Beberapa penelitian juga mengungkap seberapa efektif penerapan label depan kemasan untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman tinggi GGL.
Foto 1: Contoh label peringatan pada bagian depan kemasan. (Dok: UNICEF)
Sebuah studi di Amerika Latin menunjukkan bahwa jenis label peringatan pada bagian depan kemasan lebih efektif dalam membantu konsumen untuk mengidentifikasi produk mana yang memiliki kandungan tinggi GGL secara jelas dan akurat. Menurut studi lain pada 2020, jenis label ini terbukti efektif dapat mengurangi niat konsumen untuk mengonsumsi suatu produk yang memiliki kadar zat tinggi GGL dibandingkan dengan jenis label depan kemasan lainnya.
Dari beberapa jenis label depan kemasan, CISDI mendorong jenis label peringatan karena jauh lebih efektif dibanding jenis lain, termasuk Nutri-Grade. Menurut studi meta analisis tahun 2020, label peringatan efektif dalam mendorong perilaku belanja pangan yang lebih sehat. Tidak hanya itu, label peringatan juga dapat mudah dimengerti dibanding jenis label yang lain, sehingga dapat membantu konsumen bisa langsung membuat keputusan dengan cepat.
CISDI juga sudah membuat FAQ mengenai label depan kemasan yang bisa diakses secara luas. Baca FAQ tersebut melalui tautan berikut.
-SELESAI-
.png)