Lembar kebijakan ini disusun untuk membuktikan dampak negatif dari kebijakan CHT yang memberikan perlakuan istimewa terhadap SKT dengan cara mendeskripsikan (a) pengertian dan sejarah SKT, (b) dampak negatif pada kesehatan dan ekonomi terkait SKT, (c) perekonomian SKT yang kurang berpihak pada pekerja dan petani cengkeh, (d) skema kenaikan tarif dan penyederhanaan struktur CHT serta proses transisi; dan terakhir (e) rekomendasi kebijakan fiskal yang pro kesehatan dan ekonomi masyarakat.
Kami melakukan tinjauan pustaka di bulan Mei hingga Agustus 2025. Sekitar 30 dokumen digunakan untuk menyusun lembar kebijakan ini, terdiri dari dokumen penelitian, laporan resmi dari lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, serta paparan internal dari pemangku kepentingan terkait yang bersifat terbatas.
Kami menemukan bahwa perlakuan istimewa terhadap SKT dalam kebijakan CHT terbukti membawa banyak dampak negatif terhadap kesehatan dan ekonomi.
Bekerja di industri SKT maupun bertani cengkeh tak luput dari masalah ekonomi maupun kesehatan. Rumah tangga yang bertumpu hanya pada pemasukan sebagai pekerja SKT cenderung memiliki pemasukan yang lebih rendah dibanding rumah tangga yang memiliki pemasukan dari sektor lain. Ditambah lagi, bekerja di pabrik SKT memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Hal yang sama juga terjadi pada rumah tangga petani cengkeh. Sekitar sepertiga rumah tangga petani cengkeh berada di bawah garis kemiskinan.
Kami mendorong pemerintah untuk melakukan reformasi kebijakan CHT dengan (a) menyederhanakan struktur tarif CHT secara bertahap dengan prioritas penyederhanaan tarif cukai SKT menjadi dua golongan; (b) menaikkan tarif CHT dan HJE untuk semua jenis rokok secara signifikan dengan kenaikan tarif yang lebih besar pada produk rokok yang saat ini paling murah seperti SKT; (c) memastikan jarak harga antar jenis rokok tidak terlalu jauh; dan terakhir (d) melakukan transisi pada sektor terdampak dengan memperhatikan kondisi sosial-ekonomi.
.png)