Lompat ke konten utama
Logo CISDI: Simbol kolaborasi tiga pilar strategis—riset, advokasi, dan peningkatan kapasitas—untuk kemajuan kesehatan Indonesia.

Mahalkan Rokok! Selamatkan Nyawa 268.000 Orang Setiap Tahunnya

Lemahnya kebijakan cukai rokok membuat banyak rumah tangga di Indonesia lebih banyak menghabiskan uang belanja untuk rokok. Anak jadi kekurangan gizi, stunting tetap tinggi, dan 268.000 nyawa melayang sia-sia setiap tahun. Rokok murah juga dampaknya sangat mahal bagi kita semua.

Ayo Turut Andil

Rp. 19.000

Bisa beli sebungkus rokok, bahkan lebih murah dari makanan bergizi

Rp. 265.681

Uang belanja rokok per bulan di rumah tangga miskin Indonesia

5,9 JUTA

Anak Indonesia (10-18 tahun) sudah mulai merokok

Sumber foto: Rifqi Raihan Firdaus, Peserta Lokakarya Foto & Video: Kita Berhak Sehat CISDI

#MahalkanRokokMurahkanSembako

Kenapa Rokok Harus Mahal?

  • 70 juta orang Indonesia kecanduan rokok. (Survei Kesehatan Indonesia, 2023)

  • Rokok jadi pengeluaran terbesar kedua setelah beras. (CISDI, 2023)

  • Rokok bukan kebutuhan pokok, tapi produk berbahaya, uangnya bisa dialihkan ke hal yang lebih penting.

  • Harga tinggi efektif bikin berhenti: 74% perokok akan berhenti jika harganya Rp70 ribu/bungkus. (PKJS-UI, 2018)

6 dari 10

Laki-laki di Indonesia adalah perokok.


Survei Kesehatan Indonesia, 2023

8 dari 10

Orang merokok di dalam rumah, membuat anak-anak berpotensi terpapar asap rokok.


Survei Kesehatan Indonesia, 2023

Rp. 410 Triliun

Total beban ekonomi per tahun akibat konsumsi rokok, mencapai dua kali lipat dari pemasukan cukai.


CISDI, 2022

Cukai untuk Lawan Epidemi Rokok

Simulasi WHO tahun 2020 menunjukkan jika Indonesia menaikkan tarif cukai sebesar 10-11% dan mengurangi jumlah jenis layer hingga 5 pada tahun 2022, dapat mengurangi 2,4 juta perokok, mencegah lebih dari 0,5 juta kematian, dan menambah total pemasukan negara dari cukai sebesar Rp 191,4 triliun.

Jika cukai rokoknaik 30%maka

Penurunan Konsumsi Rokok:

Rokok Kretek
20,62%
Rokok Putih
14,24%
Jika cukai rokoknaik 45%maka

Penurunan Konsumsi Rokok:

Rokok Kretek
27,74%
Rokok Putih
19,50%
CISDI. (2021). The macroeconomic impacts of tobacco taxation in Indonesia. Jakarta

Saatnya Bertindak!

Ikut desak pemerintah agar mereformasi kebijakan cukai rokok dengan:

  • Menaikkan tarif cukai rokok secara signifikan (minimal 25%) untuk tahun 2026 dan berkelanjutan setiap tahunnya.
  • Menyederhanakan struktur tarif cukai agar variasi harga rokok tidak jauh
  • Meningkatkan Harga Jual Eceran (HJE) agar kenaikan tarif cukai berdampak pada kenaikan harga rokok di pasaran sehingga rokok semakin tidak terjangkau
  • Melakukan harmonisasi tarif rokok konvensional dan rokok elektronik agar tidak ada peralihan konsumsi