Lompat ke konten utama
Logo CISDI: Simbol kolaborasi tiga pilar strategis—riset, advokasi, dan peningkatan kapasitas—untuk kemajuan kesehatan Indonesia.
Thumbnail

Feature

Membangun Perilaku Sehat Lewat Kampanye Digital dan Keterlibatan Multisektor

Hanindito Arief Buwono23 Okt 2025

CISDI menyelenggarakan tiga diskusi publik sebagai side event Sidang Umum PBB (UNGA) ke-80 di New York, Amerika Serikat. Dalam bagian pertama artikel ini, kami membahas diskusi tentang pemanfaatan teknologi digital dan strategi perubahan perilaku untuk memperkuat layanan kesehatan masyarakat.


Acara yang berlangsung Rabu, 24 September 2025, ini melibatkan panelis dari John Hopkins University School of Medicine, industri teknologi kesehatan Audere, organisasi kesehatan global Gavi, hingga firma konsultan strategi kesehatan Rabin Martin.


Dalam kata sambutannya, Founder dan CEO CISDI Diah Saminarsih menjelaskan pengalaman CISDI dalam merancang dan menerapkan pendekatan yang menggabungkan perangkat digital dengan wawasan perilaku, sekaligus memastikan keselarasan dengan prioritas pemerintah.


“Di Indonesia, kami telah menyaksikan bagaimana perangkat perubahan perilaku digital yang dikombinasikan dengan keterlibatan masyarakat dapat meningkatkan penerimaan imunisasi, meningkatkan kesehatan ibu dan melawan misinformasi,” kata Diah.


Salah satu contoh praktik baik dari perangkat perubahan perilaku digital yang diangkat pada diskusi ini adalah program Keluarga Berimun CISDI. Program ini menggencarkan kampanye yang mendorong peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap di Kota Depok dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melalui platform digital (media sosial, WhatsApp Support Group, WhatsApp Hotline, dan situs web) sejak 2024.


Kampanye digital Keluarga Berimun menyasar orang tua atau pengasuh dengan anak usia di bawah dua tahun untuk imunisasi dasar lengkap. Melalui kampanye ini, Keluarga Berimun berkolaborasi dengan 12 Puskesmas dan 38 Posyandu di Kota Depok dan Kabupaten Bekasi. Program ini juga melibatkan lebih dari 300 kader kesehatan dan 50 anggota PKK.


Selain itu, kampanye digital Keluarga Berimun juga berkolaborasi dengan lebih dari 50 Key Opinion Leader (KOL) atau influencer serta memberdayakan iklan digital di Instagram, Facebook, TikTok, Google Ads, dan Search Engine Marketing.


Kesuksesan Keluarga Berimun tak lepas dari kerja sama CISDI dengan Pemerintah Kota Depok dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dalam program Pencerah Nusantara PRIMA (PN-PRIMA) sejak 2021. Program ini berfokus pada penguatan kader kesehatan untuk isu penyakit tidak menular, gizi, serta kesehatan ibu dan anak.


Pelibatan Multisektor dalam Transformasi Perilaku Sehat

Dalam side event tersebut, Chief Communications Officer CISDI Sadika Hamid menceritakan pengalaman CISDI mengembangkan program Keluarga Berimun di Kota Depok dan Kabupaten Bekasi. Dengan strategi pendekatan melalui media sosial yang lebih personal, kampanye ini bertujuan menarik minat masyarakat untuk memberikan imunisasi pada anak-anaknya.


Sadika menerangkan, strategi tersebut diambil karena beberapa hambatan dijumpai pada orang tua yang belum memberikan anaknya imunisasi lengkap ataupun orang tua yang tidak memberikan anaknya imunisasi sama sekali. Pertama, informasi yang simpang siur. Orang tua menerima pesan yang beragam atau bertentangan dari media sosial hingga tokoh masyarakat. Hal tersebut membuat orang tua kebingungan.


Kedua, informasi yang akurat dan tepat waktu tidak selalu menjangkau orang tua karena mereka bergantung pada perantara seperti tokoh masyarakat terpercaya yang menyaring informasi. Karenanya, orang tua rentan terhadap misinformasi atau narasi yang tidak utuh mengenai imunisasi.


Terakhir, banyak keluarga yang berhati-hati terhadap kampanye kesehatan karena takut akan penipuan atau agenda tersembunyi.


“Keluarga menolak untuk melakukan imunisasi bukan karena mereka tidak peduli, tetapi karena mereka dihadapi oleh informasi yang saling bertentangan, hambatan akses terhadap sumber terpercaya, dan rendahnya kepercayaan terhadap sistem. Tantangannya bukan hanya menyampaikan fakta, tetapi membangun kembali kepercayaan,” ucap Sadika.


Karena itu, Sadika memaparkan, diperlukan kombinasi beberapa strategi untuk meningkatkan penerimaan imunisasi di masyarakat. Di antaranya, memastikan informasi yang akurat dan menjangkau keluarga secara berulang, bereksperimen dengan berbagai pendekatan periklanan untuk mengetahui mana yang paling efektif, serta memposting pesan kesehatan secara rutin untuk membangun kredibilitas.


Selain itu, peran kader kesehatan dalam menyampaikan edukasi kesehatan dan menjadi perantara terpercaya bagi orang tua adalah kunci penting untuk mengubah persepsi masyarakat tentang imunisasi.


“Kader kesehatan berbuat lebih dari sekadar menyampaikan pesan kesehatan. Mereka membangun kredibilitas, menjadikan informasi inklusif, dan mengubah kepercayaan menjadi tindakan untuk masyarakat yang lebih sehat,” jelas Sadika.


Chief Product Officer at Audere, Sarah Morris, berpendapat senada. Ia menjelaskan bahwa membangun kepercayaan sangat penting untuk bisa mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih sehat. Menurutnya, masyarakat sering menghadapi stigma, keterbatasan edukasi, serta pilihan. Akibatnya, kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan sulit terbentuk.


“Kepercayaan mengubah segalanya. Begitu orang merasa aman, mereka akan lebih banyak berbagi, dan kesehatan digital mulai menangkap nuansa kehidupan yang nyata,” kata Morris.


Pelibatan ayah selama masa kehamilan ibu dan tumbuh-kembang bayi rupanya juga penting dalam mengubah perilaku sehat di masyarakat. Senior Research Program Officer dari John Hopkins University School of Medicine, Radha Rajan, mengatakan perilaku ayah tidak hanya dibentuk oleh pilihan pribadi mereka, tapi juga oleh hubungan, institusi sosial, dan ekspektasi masyarakat. “Mendukung para ayah berarti memperkuat keluarga," ucapnya.


Rajan menyampaikan, pengasuhan bersama yang kooperatif dapat memperkuat kesehatan ibu dan anak, sehingga peran aktif ayah menjadi penting. Agar para ayah dapat terlibat, Radha berpendapat diperlukan desain intervensi melalui media sosial dan situs web yang dirancang untuk menyediakan panduan yang mudah diakses serta tepat waktu. Selain itu, prioritas diberikan kepada para ayah yang baru pertama kali menjadi orang tua, karena keterlibatan dini dapat membentuk pola perilaku dan pengasuhan jangka panjang.


Senior Consultant Rabin Martin, Thea Lacerte, menyoroti bagaimana strategi sektor swasta memberikan dampak bermakna terhadap perilaku kesehatan. Thea menjelaskan bahwa kolaborasi dengan sektor swasta dan teknologi sangat esensial untuk meningkatkan inovasi dan kepercayaan dalam sektor kesehatan.


“Inovasi bukan hanya tentang teknologi sektor swasta. Inovasi juga tentang kepercayaan, inklusi, dan menghubungkan orang-orang dengan hal-hal yang benar-benar penting,” ungkap Lacerte.


Sementara itu, Head of Private Sector Partnerships and Innovation Gavi, Tamer Farag, menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 menunjukkan sistem yang menghambat akses adalah hambatan terbesar untuk mengubah perilaku. Tamer menambahkan, agar perubahan perilaku dapat diperluas dan dijalankan secara berkelanjutan, diperlukan bukti bahwa upaya tersebut efektif dan sepadan dengan biaya yang diperlukan.


“Tantangan terbesar bukan terletak pada mengubah perilaku, tetapi membangun sistem yang dapat bertahan dalam jangka panjang dan membuktikan bahwa sistem tersebut efisien dari segi biaya,” kata Farag.


CISDI rutin mengadakan side event UNGA sejak dua tahun lalu. Dalam setiap gelaran side event tersebut CISDI selalu menghadirkan diskusi-diskusi publik dengan berbagai tema yang bersinggungan dengan pembangunan kesehatan.


Bagian kedua artikel ini dapat diakses lewat tautan berikut.


-SELESAI-


Terbaru

  • ===
  • ===
  • ===
  • ===
  • ===
  • ===
  • ===
  • ===
  • ===
  • ===