Lompat ke konten utama
Logo CISDI: Simbol kolaborasi tiga pilar strategis—riset, advokasi, dan peningkatan kapasitas—untuk kemajuan kesehatan Indonesia.
Thumbnail

Feature

Dari Layar Ponsel ke Posyandu: Konten Imunisasi yang Lebih Mudah Dijangkau

Hanindito Arief Buwono14 Des 2025

Sejak 2021, Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) bersama Dinas Kesehatan Kota Depok dan Kabupaten Bekasi menjalin kolaborasi untuk memperkuat layanan kesehatan primer dengan meningkatkan peran masyarakat melalui program Pencerah Nusantara: Puskesmas Responsif, Inklusif, dan Masyarakat Bersama (PN PRIMA). Semula dikembangkan untuk penanganan pandemi COVID-19, PN PRIMA kini berfokus pada peningkatan layanan berkualitas di posyandu maupun komunitas serta pemulihan layanan kesehatan esensial dengan melibatkan kader kesehatan terlatih.


Pergeseran fokus PN PRIMA mendukung terlaksananya integrasi layanan kesehatan primer dan memperkuat program imunisasi bayi di bawah dua tahun (baduta). Agar tujuan ini dapat tercapai, CISDI mengambil pendekatan melalui platform digital dengan mengusung kampanye bernama Keluarga Berimun.


Kampanye Keluarga Berimun yang berjalan sejak 2024 aktif mempromosikan peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap di Kota Depok dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melalui berbagai platform digital, mulai dari media sosial hingga WhatsApp Support Group, WhatsApp Hotline, dan website.


Keluarga Berimun, melalui kampanye digitalnya, berfokus menjangkau orang tua atau pengasuh baduta agar mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Kampanye ini diperkuat dengan kolaborasi bersama 12 puskesmas dan 38 posyandu di Kota Depok dan Kabupaten Bekasi, serta partisipasi lebih dari 300 kader kesehatan dan 50 anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).


Pada tahun yang sama, CISDI telah menyelenggarakan sosialisasi kampanye Keluarga Berimun dan pelatihan pengelolaan media sosial untuk para pengelola media sosial puskesmas dan tenaga promosi kesehatan. Untuk memberikan penyegaran dan peningkatan kapasitas lanjutan, CISDI menggelar pelatihan penyegaran pengelolaan media sosial program imunisasi digital PN-PRIMA.


Media Sosial sebagai Wajah Baru Promosi Kesehatan

Pelatihan pada September silam merupakan penyelenggaraan kali kedua yang ditujukan untuk pengelola media sosial puskesmas dan tenaga promosi kesehatan di 12 wilayah puskesmas PN-PRIMA di Kabupaten Bekasi dan Kota Depok, Jawa Barat. Pelatihan pertama diselenggarakan pada Oktober 2024. Pelatihan tahun ini bertujuan menyampaikan capaian sementara kampanye Keluarga Berimun, melakukan refleksi bersama, serta meningkatkan keterampilan dalam pemanfaatan media sosial puskesmas sebagai media promosi dan edukasi imunisasi.


Sebanyak 23 peserta yang terdiri dari tenaga kesehatan puskesmas di bidang promosi kesehatan dan pengelola sosial media, serta perwakilan dari dinas kesehatan menghadiri pelatihan yang berlangsung selama satu hari penuh tersebut. Peserta mendapatkan rangkaian sesi materi yang dipaparkan oleh tim CISDI. Sesi materi juga dilanjutkan dengan adanya latihan praktik agar para peserta bisa langsung menerapkan pengetahuan yang diperoleh.


Pada sesi pertama, Lead Content Creator for PHC CISDI Novi Sulistia Wati membagikan pengetahuan tentang perencanaan konten di sosial media dan pembuatan konten yang menarik. Para peserta belajar memahami cara perencanaan konten berdasarkan kebutuhan audiens di wilayah masing-masing dan tips dalam manajemen media sosial.


Sesi selanjutnya, Creative Communication Officer CISDI Grehasta Rerhalika Bestari memaparkan materi tentang pembuatan dan penyuntingan konten menggunakan CapCut. Grehasta menjelaskan informasi mengenai jenis-jenis konten yang banyak digunakan saat ini, memahami pentingnya hook yang kuat dalam pembuatan konten, dan belajar menyunting konten kampanye berupa video.


Digital Communication Manager CISDI Syailendra Persada melanjutkan sesi ketiga dengan membagikan materi mengenai penjadwalan publikasi konten yang terstruktur dan fitur iklan berbayar di media sosial. Pada sesi ini, para peserta belajar agar mampu melakukan mirroring konten dari Instagram ke Facebook, menentukan konten yang akan diiklankan, hingga memasang iklan (ads) Instagram menggunakan ponsel serta mengenalkan fitur di dalamnya.


Pada sesi terakhir, Senior Officer for PHC CISDI Ridzky Berliana Kusuma menyampaikan materi tentang monitoring dan analisis data sederhana. Para peserta belajar mengetahui ruang lingkup penggunaan media sosial puskesmas untuk kepentingan kampanye imunisasi, memahami cara melihat analytics Instagram dan Facebook, hingga memahami cara menganalisis data insight Instagram maupun Facebook.


Praktik Komunikasi Kesehatan yang Lebih Baik

Pelatihan ini juga mencakup sesi refleksi, ketika peserta berdiskusi dalam kelompok kecil untuk mengevaluasi pembelajaran tenaga kesehatan puskesmas dalam kampanye Keluarga Berimun. 


Berdasarkan hasil diskusi refleksi peserta, konten yang dianggap paling berhasil dalam kampanye Keluarga Berimun maupun puskesmas dipengaruhi oleh distribusi yang diperluas melalui grup kader kesehatan atau posyandu, format video yang lebih menarik, serta penggunaan bahasa sederhana dan dekat dengan keseharian orang tua.


Tidak hanya itu, konten yang dianggap berhasil juga dipengaruhi oleh relevansi topik dengan kebutuhan praktis masyarakat, pemanfaatan momentum tertentu, kolaborasi dengan tokoh lokal atau mitra, mengikuti tren platform seperti TikTok, serta amplifikasi melalui WhatsApp Group, Facebook, dan iklan puskesmas.


Di sisi lain, gaya komunikasi yang lebih sederhana dan kontekstual diperlukan untuk meningkatkan efektivitas media sosial sebagai sarana memberikan informasi kesehatan dan imunisasi. Sementara itu, format konten yang variatif dan strategi distribusi dengan audiens yang lebih spesifik juga perlu dilakukan untuk memaksimalkan kampanye kesehatan dan imunisasi.


Dari kampanye Keluarga Berimun, praktik yang sudah diadopsi dan ingin dilanjutkan meliputi penggunaan media sosial dengan konten edukasi singkat dan interaktif, pemanfaatan alat bantu seperti Canva Pro, diversifikasi saluran informasi melalui berbagai platform, serta penerapan teknik produksi konten yang menarik dan informatif.


Pelatihan ini menjadi ruang belajar yang penting untuk memperkuat tenaga kesehatan dalam menjangkau masyarakat melalui media sosial. Dengan meningkatnya keterampilan dalam membuat konten edukatif yang menarik dan relevan, diharapkan proses imunisasi bisa berjalan lebih efektif dan menjangkau lebih banyak keluarga.


-SELESAI-


Terbaru