Thumbnail

Feature

Setop Rokok hingga Diet Seimbang, Cerita Tim Puspa Jalankan Desa CERDIK di Kuningan

Amru Aginta Sebayang29 Agu 2023

“Masa Muda Sehat, Hari Tua Nikmat, Tanpa Penyakit Tidak Menular”. Begitulah bunyi slogan Program Desa CERDIK di Desa Lebakherang, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.


Jika diurut satu per satu, CERDIK dalam program ini merupakan singkatan aktivitas kesehatan. “C” berarti cek kesehatan rutin, “E” merujuk enyahkan asap rokok, “R” adalah rajin aktivitas fisik, “D” ialah diet gizi seimbang, “I” merupakan istirahat cukup, sementara “K” berarti kelola stres.


Dari sini kita tahu dan bisa menebak, Desa CERDIK adalah desa yang menerapkan konsep CERDIK tersebut alias warganya didorong menjalankan pola hidup sehat. 


Awal mula Desa CERDIK 


Desa CERDIK merupakan salah satu inovasi Tim Puskesmas Terpadu dan Juara (PUSPA) di Puskesmas Ciwaru, Kabupaten Kuningan. Bermodalkan penilaian awal terhadap penduduk sekitar, diketahui banyak warga Desa Lebakherang mengalami diabetes dan hipertensi.


“Kalau ditotal ada 111 warga yang mengidap hipertensi, diabetes melitus, dan juga keduanya,” ungkap Ahmad Jalaludin Mujahid atau Jalal, Team Leader PUSPA Ciwaru, Kabupaten Kuningan, dalam wawancara daring bersama Tim CISDI (28/7). 


Melihat kondisi ini, Tim PUSPA bergerak cepat. Mereka segera berkoordinasi dengan Puskesmas Ciwaru. Dalam momen inilah konsep Desa CERDIK ditawarkan kepada perwakilan puskesmas.


Dalam konsep Desa CERDIK, Tim PUSPA Ciwaru melibatkan peran kader kesehatan setempat untuk intervensi lapangan. Mereka berpandangan kader bisa menjadi medium transfer pengetahuan yang baik karena menguasai bahasa setempat dan lebih dipercaya warga sekitar.


“Selain bersama kader, kami juga melakukan skrining penyakit tidak menular kembali, membuat pemetaan masalah kesehatan, dan terlibat dalam musyawarah masyarakat desa,” ungkap Jalal menambahkan.


Setelah desain program, proses intervensi berlanjut. Walaupun berisi banyak aktivitas, intervensi program Desa CERDIK dimulai dari hal-hal sederhana. Tim PUSPA menempelkan stiker “dilarang merokok” di setiap rumah warga, memulai senam bersama, hingga memberikan edukasi kesehatan kepada warga desa.


Untuk menguatkan program Desa CERDIK ini, Tim PUSPA juga memberdayakan kader kesehatan. Caranya dengan mendorong warga datang ke posyandu (pos pelayanan terpadu), posbindu (pos binaan terpadu), ataupun puskesmas pembantu (pustu). 


“Harapannya agar Desa CERDIK tidak hanya menjadi desa sehat, tetapi juga desa yang ramah anak dan ibu hamil,” ungkap Jalal.


Jangka Panjang


Program Desa CERDIK di Desa Lebakherang masih terus berproses. Meski begitu, program ini diharapkan berlangsung dalam jangka panjang. 


“Kita sampling beberapa responden di Desa Lebakherang, jadi kita mau lihat sebelum ada Desa CERDIK pemahaman kesehatannya seperti apa dan di akhir Oktober kita mau uji kembali melalui post test,” ungkap Fitri Kurnia Rahim, SKM., MPHM, Supervisor PUSPA Kabupaten Kuningan. 


Upaya untuk melihat gambaran perilaku CERDIK di Desa Lebakherang juga tidak sembarangan. Tim PUSPA menggunakan kuesioner CERDIK dari Kementerian Kesehatan yang sudah mencakup banyak komponen, mulai dari cek kesehatan rutin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, hingga pengelolaan stres. 


“Kita sempat sebar 100 kuesioner perwakilan dari masing-masing RT di Desa Lebakherang untuk tahu perilaku CERDIK di sana itu seperti apa. Sekitar 50% warga sudah melakukan perilaku CERDIK atau hidup sehat di lingkungannya,” ungkap Lilis Permatasari, Anggota PUSPA Ciwaru menambahkan


Lilis mengungkap sebagian besar warga masih mengalami kesulitan mengurangi makanan manis, asin, dan berlemak. Sebagian yang lain juga belum terbiasa menjalankan pola hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal hingga menghentikan kebiasaan merokok. 


“Di akhir Agustus nanti kita juga mau mengevaluasi Program CERDIK dengan kuesioner yang sama agar bisa mengetahui seberapa besar inovasi ini berdampak,” tambah Fitri melengkapi keterangan Lilis.


Tantangan dan Komitmen

 

Namun, niat baik membangun Desa CERDIK tidaklah selalu berjalan mulus. Ada saja persoalan yang kerap dihadapi. Contohnya, di Puskesmas Ciwaru, hanya ada satu dokter yang bertugas. Tidak ada dokter jaga ketika ada kebutuhan dokter terjun ke lapangan.


Sementara dari sisi masyarakat, masih ada beberapa kelompok warga yang merasa sulit menjalankan program CERDIK. “Di samping itu, jarak puskesmas juga cenderung membuat masyarakat kesulitan datang,” ungkap Jalal kembali. 


Sejak diluncurkan pada 6 Juli lalu, Desa CERDIK telah menjadi salah satu program pemerintah desa. Dalam sesi peluncuran, pemerintah desa menandatangani komitmen bersama tentang penyelenggaraan program Desa CERDIK.


Komitmen serius pemerintah desa ditandai dengan memasang media publikasi Desa CERDIK di depan Kantor Desa Lebakherang. Kegiatan ini dibarengi dengan aksi simbolis masyarakat Desa Lebakherang mematikan rokok sebagai bentuk komitmen berhenti merokok.


Selepas peluncuran program Desa CERDIK, pemerintah desa tengah menyiapkan sederet kebijakan tindak lanjut. Di antaranya, mengoptimalkan potensi posyandu dan posbindu untuk memantau pasien hipertensi dan diabetes melitus, tidak memperbolehkan masyarakat merokok di dalam rumah, mendorong masyarakat melakukan aktivitas fisik, hingga memberdayakan kader kesehatan dalam pemantauan diet masyarakat.


“Ada rencana untuk merumuskan perilaku hidup sehat dalam Program Desa CERDIK ke dalam peraturan desa,” tutur Jalal menuturkan kembali.


-SELESAI-


Tentang PUSPA


Puskesmas Terpadu dan Juara atau PUSPA merupakan program kerja sama Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) untuk memperkuat peran layanan kesehatan primer. Pada 2023, Program PUSPA diselenggarakan pada 8 kabupaten/kota di Jawa Barat untuk 90 puskesmas.


Terbaru