HiAP Innovation Bootcamp, Wadah ....

Thumbnail

Berita

HiAP Innovation Bootcamp, Wadah Pegiat SDGs Wujudkan Kolaborasi Lintas Sektor

Ghina Fadhilla22 Jan 2024

Penguatan layanan kesehatan primer membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan isu. Proses penguatan ini bisa tercapai melalui penerapan konsep Health in All Policies (HiAP). 


HiAP merupakan pendekatan kolaboratif untuk mengintegrasikan faktor-faktor kesehatan dalam pembuatan kebijakan lintas sektor. Tujuannya, meningkatkan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat dan komunitas, termasuk kelompok rentan


Penerapan prinsip HiAP berkaitan erat dengan isu pembangunan lain, seperti lingkungan, sosial, hingga ekonomi sehingga membutuhkan perhatian serius. 


Sebagai organisasi yang aktif mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), CISDI (Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives) melihat pentingnya kolaborasi lintas sektor dan isu lewat pendekatan HiAP.


Karena itu, CISDI menyelenggarakan HiAP Innovation Bootcamp: Mencapai SDGs dengan Implementasi HiAP yang Kolaboratif pada September hingga Oktober 2023.


Agenda ini bertujuan mengarusutamakan prinsip HiAP kepada para peserta yang merupakan pemimpin organisasi, komunitas, dan instansi lain. Setiap peserta dilatih menyusun proposal untuk mengembangkan inovasi pada komunitas masing-masing. 


Melalui bootcamp, CISDI berharap organisasi, komunitas dan instansi mulai mengenal konsep HiAP dan menerapkannya dalam program dan kegiatan mereka. Organisasi, komunitas, dan instansi, juga berperan penting meningkatkan awareness tentang prinsip HiAP kepada masyarakat.


Sedikitnya 34 instansi telah mengikuti bootcamp ini secara daring. Mereka berasal dari 11 provinsi di Indonesia. Sebagian besar beraktivitas untuk organisasi masyarakat sipil, komunitas orang muda, serta sektor pemerintahan, seperti puskesmas, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat.


Sebanyak 66 individu mengikuti pelatihan yang tertera dalam Modul HiAP Bootcamp. Mereka diharapkan mampu mengembangkan inovasi berkaitan isu SRMNCAH+N (Sexual, Reproductive, Maternal, Newborn, and Adolescent Health and Nutrition) dengan menerapkan pendekatan HiAP.


Fasilitator dalam bootcamp ini terdiri atas 10 orang yang berasal dari organisasi masyarakat sipil, start-up, universitas, hingga praktisi kesehatan. Bootcamp ini dimulai dengan penjelasan umum tentang HiAP. Kelas lalu beralih membedah health impact assessment, sebuah metode pengukuran dampak kesehatan dari proyek inovasi yang dikembangkan.


Fasilitator bootcamp juga menjelaskan proses pengembangan proposal melalui design thinking, pelibatan para pemangku kepentingan, strategi komunikasi, hingga penulisan proposal dan pitching.


Salah satu fasilitator, Yurdhina Meilissa, Chief Strategist CISDI, menyampaikan bahwa rancangan kebijakan lintas sektor perlu memiliki manfaat yang jelas, dapat dipantau, dan berkelanjutan.


“Oleh karena itu, diperlukan ketersediaan data dan informasi, sumber daya dan kemampuan, serta komitmen politik,” kata Yurdhina.


Beragam Peserta, Beragam Berbagai Inovasi


Peserta bootcamp berasal dari berbagai latar belakang dan menawarkan ide serta gagasan yang beragam. (Sumber: Dok. CISDI)


Inovasi yang ditawarkan para peserta selama bootcamp ini cukup bervariasi. Beberapa instansi menawarkan inovasi program kesehatan promotif dan preventif di lingkungan pesantren. Isunya mencakup kesehatan dasar, pencegahan perilaku merokok, kesehatan seksual dan reproduksi, hingga kekerasan berbasis gender.


Inovasi lain berkaitan dengan persoalan lingkungan, seperti mendorong sistem pangan tinggi protein untuk mencegah stunting melalui pengelolaan sisa makanan.


Contoh inovasi lainnya yakni mengatasi tantangan lingkungan dan SRHR (Sexual and Reproductive Health and Rights) dengan mengintegrasikan aksi iklim dan SRHR dengan solusi berbasis alam.


Pada pertemuan akhir bootcamp ini, CISDI memilih lima instansi dengan proposal terbaik berdasarkan beberapa kriteria, seperti korelasi Isu SRMNCAH+N, inovasi, potensi pengembangan, potensi keberlanjutan, dan inklusivitas.


Lima proposal terbaik yang kemudian dikembangkan adalah:


  1. Bina Berdaya Bangsa
  2. donASI
  3. 1000 Days Fund
  4. Yayasan Aliansi Remaja Independen
  5. BRIN & Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Magelang


Masing-masing inovasi membawa mereka bertemu dengan mitra donor dan para pakar dari organisasi internasional di sektor kesehatan saat Primary Healthcare Forum 2023 atau PHC Forum yang digelar CISDI pada 12-13 November 2023.



Tentang TRACK SDGs


TRACK SDGs adalah platform yang berupaya untuk mengumpulkan para aktor pembangunan, terutama para pemuda agar dapat saling berjejaring, berkolaborasi dan berkontribusi terhadap usaha mencapai SDGs di Indonesia. Pantau informasi lengkapnya di https://tracksdgs.id/#/


Terbaru